Aku, Dunia, dan Akhiratku…

Posts tagged ‘Dosa’

Suatu Hari Di Ruang No Smoking

Di Warnet Langgananku …

“Nggak sekolah kamu?”

“Masuk pagi, Bang!”

Mataku masih terpusat di tangan kecilnya.

“Emangnya di sekolah diajarin ngerokok, ya?”

“Ya, nggak lha, Bang.”

Ia malu-malu menjawab sambil tangannya ia singkirkan dari pandanganku.

“Itu di tangan kamu ada apa? Rokok kan?” lanjutku. “Masih kecil kok berani udah ngerokok, sih! Nanti sakit paru-paru lho.”

Ia pun langsung meninggalkan diriku. Menjauhiku agar tak bisa lagi aku bertanya-tanya kepadanya. Kenapa ia sekecil itu sudah merokok? Apa penyebabnya? Tapi belum sampai aku tanya seperti itu ia sudah menjauhi. Ia meninggalkan aku yang sejak tadi memperhatikan dirinya.

Di Terminal Blok M…

“Bagi para penumpang diharapkan untuk tidak merokok di tempat umum…”

Aneh! Padahal sudah diberitahukan bahwa tidak perkenankan merokok di muka umum tapi tetap saja ada yang merokok. Entah, apakah telinganya tersumbat atau memang tidak peduli. Acuh!

Aku yang sedang menunggu bus untuk mengantarkan pulang dari toko buku, mata minusku terus saja tertuju melihat ke arah seorang laki-laki muda. Mungkin usianya masih kepala tiga. Laki-laki itu masih saja menikmati kreteknya yang sudah hampir membakar mulutnya yang hitam. Hitam karena pengaruh nikotin yang terkandung dalam kretek yang ia hisap dalam-dalam. Sayangnya tak ada seorang pun yang berani menegurnya. Tapi apakah laki-laki itu perlu ditegur dan dinasihati bahayanya rokok? Sepertinya laki-laki itu tahu kok bahaya merokok itu. Yang begitulah aku melihat pemandangan suatu hari di terminal Blok-M.

Di dalam Kopaja. Bus yang akan mengantarkan aku pulang…

“Mas, tolong dong rokoknya dimatikan! Saya tidak bisa bernafas nih.”

Tiba-tiba seorang ibu muda yang sedang hamil muda di depan kursi penumpang menegur laki-laki yang memakai topi hitam. itu agar laki-laki muda itu segera memberhentikan rokoknya. Kulihat ibu-ibu muda tadi merasa tak nyaman duduk dengan dirinya.

“Maaf, Mbak, tanggung, tinggal sedikit. Sayang dibuang!” jawab laki-laki itu tak menghiraukan ucapan ibu muda tadi.

Aku yang ada di belakang ibu muda tadi jadi gregetan ketika melihat attitude laki-laki itu yang tidak baik. Ia mengacuhkan ucapan ibu muda tadi. Kasihan aku melihatnya.

Aku heran apa yang ada dibenak laki-laki itu; tidak bisa punya rasa simpati dan empati pada orang-orang yang ada di sekeliling dirinya. Pada penumpang yang ada dalam Kopaja yang aku naiki. Terutama pada ibu-ibu yang sedang hamil muda. Padahal jika saja laki-laki itu tahu bahwa perokok pasif lebih dominan terkena penyakit gangguan pernafasan dan paru-paru dibanding perkokok aktif. Atau, ia tidak tahu dan tidak mau tahu menahu soal itu. Bahayanya bagi perokok pasif. Entahlah.

“Bang, kiri ya…!”

Syukurlah ibu muda tadi segera turun dari Kopaja. Ia akhirnya bisa terbebas dari ketidakpedualian dari laki-laki memakai topi hitam tadi. Tak memperdulikan dirinya dan orang lain di sekitarnya. Termasuk aku yang ada di dalam Kopaja.

Di ruang kamarku. Tempat inspirasiku…

Sebel. Bete. Jika adik laki-lakiku sudah memasuki ruang kamarku. Dengan seenaknya ia merokok tanpa melihat aku yang tidak merokok ini. Setiap hari ada saja di mulutnya tersumpal rokok. Tiap hari adik laki-lakiku itu bisa menghabiskan setengah bungkus rokok. Benar-benar maniak rokok. Padahal ia seorang pekerja berat. Yang tiap hari bekerja menghadapi bahan-bahan kimia. Maklum adikku itu bekerja di garmen. Bagian obat-obatan kimia untuk bahan-bahan tekstil. Jika melihatnya aku merasa kasihan. Iba, jika ia sedang terbatuk-batuk.

Padahal aku sudah memperingkatkan untuk berhenti merokok. Dan uangnya lebih baik buat makan atau beli makanan ringan. Atau, yang bisa mengganjal perut. Bisa juga permen jika mulutnya merasa asam sebagai pengganti rokok. Tapi tetap saja nasehatku tak digubrisnya. Dianggap angin lalu…

Hukk..hukkk…

“Tuh, kan batuk-batuk Udah deh lo berhenti ngerokok. Lebih baik duitnya lo buat beli makanan kek. Atau, lo beli permen buat pengganti rokok.” Begitu tiap hari aku menaseihati dirinya. Tapi tetap saja ia merokok. Kalau pun nasihatku pernah mampir di telinga kanan dan kirinya tapi itu hanya sesaat. Adik laki-lakiku pernah berhenti hanya seminggu saja dan selanjut… Kambuh lagi. Capek deh! Hingga mulutku berbusa menasihatiya… Ya, aku hanya bisa pasrah dan sudah sebisaku memberi nasihat dan sambil mendoakannya. Aku yakin mmungkin saat nanti adikku itu akan berhenti merokok. Semoga…Amin!

Di ruang tamu yang sepi…

Aku iseng-iseng membaca artikel tentang bahaya merokok yang aku print dari penulusaranku di situs google. Hmm…ternyata cukup menyedihkan ketika aku mengetahui berapa banyak korban sia-sia dari bahaya merokok. Hingga aku teringat pada adik laki-lakiku agar ia segera berhenti merokok!

JAKARTA. Berdasarkan sejumlah penelitian yang dilakukan di Indonesia, semakin banyak saja anak Indonesia yang menjadi korban industri rokok. Hasil penelitian terakhir Universitas Andalas menunjukkan, rata-rata prevalensi perokok pemula dimulai saat usia 7 tahun. Padahal 10 tahun lalu, kebiasaan merokok dimulai pada usia 19 tahun. Bahkan banyak anak merokok pada usia Balita, kasus terakhir terjadi di Malang dan Sukabumi dimana ada anak-anak yang merokok sejak usia 4 tahun dan 2,5 tahun.

Iklan rokok yang setiap saat selalu berganti, menggunakan bahasa yang komunikatif dan mudah diingat ditenggarainya menjadi penyebab semakin mudanya usia anak-anak mulai merokok. Ditambah lagi perilaku lingkungan sekitar dan orang tua yang mencontohkan anak kecil untuk merokok.

Atas dasar itulah, KPAI meminta pemerintah untuk segera mengesahkan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Pengamanan Produk Tembakau Sebagai Zat Adiktif Bagi Kesehatan tersebut. Termasuk melarang total iklan rokok di media massa, melarang sponsor rokok untuk kegiatan sosial, olah raga, kesenian dan keagamaan. Larangan menjual rokok eceran, larangan menjual rokok kepada anak-anak, dan melarang merokok di tempat umum.
Pemerintah juga diminta untuk meratifikasi konvensi internasional pengendalian tembakau, sehingga landasan hukum atas seluruh larangan tersebut menjadi lebih kuat.

Itulah isi dari artikel yang kubaca hari itu yang aku dapatkan dari menelusuri situs google. Entah, apakah hal ini bisa membuat mereka sadar khususnya bagi para pencadu rokok atau tidak! Aku harap pemerintah dan juga pabrik yang memproduksi rokok bisa memperhatikan hal ini.

Sumber : Eramuslim.com

Amal Perbuatan Yang Memudahkan Mukmin Menyeberangi Jembatan Neraka

Sebagaimana sudah kita ketahui setiap Ahli Tauhid sebelum berhak mencapai pintu gerbang surga diharuskan melewati ujian berat yaitu menyeberangi jembatan yang membentang di atas Neraka Jahannam. Nabi shollallahu ’alaih wa sallam melukiskan jembatan itu sebagai lebih tipis dari sehelai rambut dan lebih tajam dari sebilah pedang. Ada mereka yang sukses menyeberanginya, ada yang sukses namun terluka kena sabetan duri-duri dan besi-besi kait yang merobek sebagian anggota tubuhnya sementara ada yang gagal sehingga terjatuh dan terjerembab dengan wajahnya terlebih dahulu masuk ke dalam api menyala-nyala Neraka Jahannam.

 وَلِجَهَنَّمَ جِسْرٌ أَدَقُّ مِنْ الشَّعْرِ وَأَحَدُّ مِنْ السَّيْفِ عَلَيْهِ كَلَالِيبُ وَحَسَكٌ يَأْخُذُونَ مَنْ شَاءَ اللَّهُ وَالنَّاسُ عَلَيْهِ كَالطَّرْفِ وَكَالْبَرْقِ وَكَالرِّيحِ وَكَأَجَاوِيدِ الْخَيْلِ وَالرِّكَابِ وَالْمَلَائِكَةُ يَقُولُونَ رَبِّ سَلِّمْ رَبِّ سَلِّمْ فَنَاجٍ مُسَلَّمٌ وَمَخْدُوشٌ مُسَلَّمٌ وَمُكَوَّرٌ فِي النَّارِ عَلَى وَجْهِهِ

“Dan Neraka Jahannam itu memiliki jembatan yang lebih tipis dari rambut dan lebih tajam dari pedang. Di atasnya ada besi-besi yang berpengait dan duri-duri yang mengambil siapa saja yang dikehendaki Allah. Dan manusia di atas jembatan itu ada yang (melintas) laksana kedipan mata, ada yang laksana kilat dan ada yang laksana angin, ada yang laksana kuda yang berlari kencang dan ada yang laksana onta berjalan. Dan para malaikat berkata: ”Rabbi sallim. Rabbi sallim.” ( ”Ya Allah, selamatkanlah. Selamatkanlah.”)  Maka ada yang selamat, ada yang tercabik-cabik lalu diselamatkan dan juga ada yang digulung dalam neraka di atas wajahnya.” (HR Ahmad 23649)

 

Setiap orang yang mengaku beriman sudah barang tentu berharap dirinya masuk ke dalam golongan mereka yang selamat menyeberanginya sehingga berhak masuk Surga dan dijauhkan dari azab api neraka. Namun pertanyaannya ialah bagaimana hal itu bisa tercapai? Apa syarat-syarat agar seorang Mukmin berhak menikmati kesuksesan tersebut? Sebenarnya dalam hadits lain Nabi shollallahu ’alaih wa sallam telah mengisyaratkan sebagian jawabannya.

 إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَدْعُو النَّاسَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِأَسْمَائِهِمْ سِتْرًا مِنْهُ عَلَى عِبَادِهِ، وَأَمَّا عِنْدَ الصِّرَاطِ، فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُعْطِي كُلَّ مُؤْمِنٍ نُورًا، وَكُلَّ مُؤْمِنَةٍ نُورًا، وَكُلَّ مُنَافِقٍ نُورًا، فَإِذَا اسْتَوَوْا عَلَى الصِّرَاطِ سَلَبَ اللَّهُ نُورَ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ، فَقَالَ الْمُنَافِقُونَ انْظُرُونَا نَقْتَبِسْ مِنْ نُورِكُمْ وَقَالَ الْمُؤْمِنُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنا فَلا يَذْكُرُ عِنْدَ ذَلِكَ أَحَدٌ أَحَدًا

“Allah akan memanggil umat manusia di akhirat nanti dengan nama-nama mereka ada tirai penghalang dari-Nya. Adapun di atas jembatan Allah memberikan cahaya kepada setiap orang beriman dan orang munafiq. Bila mereka telah berada di tengah jembatan, Allah-pun segera merampas cahaya orang-orang munafiq. Mereka menyeru kepada orang-orang beriman: ”Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian dari cahaya kamu.” (QS Al-Hadid ayat 13) Dan berdoalah orang-orang beriman: ”Ya Rabb kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami.”(QS At-Tahrim ayat 8)  Ketika itulah setiap orang tidak akan ingat orang lain.” (HR Thabrani 11079)

Di antara solusinya ialah seorang mukmin mesti mengupayakan agar dirinya kelak memiliki cukup cahaya agar mampu menyeberangi kegelapan dan panasnya neraka. Sebab pada saat akan menyeberangi jembatan tersebut setiap orang dibekali Allah cahaya agar mampu melihat jalan yang sedang ditelusurinya di atas jembatan tersebut. Dan bila ia termasuk mukmin sejati cahaya yang diterimanya itu akan setia menemani dan menyinari dirinya sepanjang penyeberangan itu hingga sampai ke ujung menjelang pintu surga. Namun jika ia termasuk orang yang imannya bermasalah lantaran begitu banyak dosanya, apalagi kalau ia termasuk orang munafik, maka di tengah perjalanan menyeberangi jembatan Allah tiba-tiba padamkan cahaya yang menemaninya sehingga ia dibiarkan dalam kegelapan dan akibatnya ia menjadi tersesat dan terjatuh ke dalam api neraka.

Begitu cahaya orang-orang munafik itu mendadak dipadamkan Allah, maka mereka akan berteriak panik dan memohon kepada orang-orang beriman sejati agar dibagi sebagian cahaya yang setia menemani mukmin sejati itu. Sungguh gambaran mengerikan yang dengan jelas diuraikan Allah di dalam ayat-ayat berikut ini:

مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ وَلَهُ أَجْرٌ كَرِيمٌ

يَوْمَ تَرَى الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ يَسْعَى نُورُهُمْ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ بُشْرَاكُمُ الْيَوْمَ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ يَوْمَ يَقُولُ الْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ لِلَّذِينَ آَمَنُوا

انْظُرُونَا نَقْتَبِسْ مِنْ نُورِكُمْ قِيلَ ارْجِعُوا وَرَاءَكُمْ فَالْتَمِسُوا نُورًا

فَضُرِبَ بَيْنَهُمْ بِسُورٍ لَهُ بَابٌ بَاطِنُهُ فِيهِ الرَّحْمَةُ وَظَاهِرُهُ مِنْ قِبَلِهِ

 الْعَذَابُ يُنَادُونَهُمْ أَلَمْ نَكُنْ مَعَكُمْ قَالُوا بَلَى وَلَكِنَّكُمْ فَتَنْتُمْ

 أَنْفُسَكُمْ وَتَرَبَّصْتُمْ وَارْتَبْتُمْ وَغَرَّتْكُمُ الْأَمَانِيُّ حَتَّى

جَاءَ أَمْرُ اللَّهِ وَغَرَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ فَالْيَوْمَ لَا يُؤْخَذُ مِنْكُمْ فِدْيَةٌ وَلَا

مِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا مَأْوَاكُمُ النَّارُ هِيَ مَوْلَاكُمْ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ

 ”Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan melipat-gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan dia akan memperoleh pahala yang banyak, (yaitu) pada hari ketika kamu melihat orang mu’min laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, (dikatakan kepada mereka): “Pada hari ini ada berita gembira untukmu, (yaitu) surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai yang kamu kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang banyak. Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman: “Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebahagian dari cahayamu”. Dikatakan (kepada mereka): “Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu)”. Lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa. Orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-orang mu’min) seraya berkata: “Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kamu?” Mereka menjawab: “Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu-ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah; dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh (syaitan) yang amat penipu. Maka pada hari ini tidak diterima tebusan dari kamu dan tidak pula dari orang-orang kafir. Tempat kamu ialah neraka. Dialah tempat berlindungmu. Dan dia adalah sejahat-jahat tempat kembali.” (QS Al-Hadid ayat 11-15)

Lalu apakah amal perbuatan yang akan menyebabkan seorang mukmin memiliki cukup cahaya untuk sukses menyeberangi jembatan itu? Ternyata, di antaranya ialah kesungguhan seorang mukmin untuk bertaubat dari dosa-dosa yang selama ini dia kerjakan. Inilah yang disebut dengan aktifitas Taubatan Nasuhan (Taubat Yang Murni). Taubatan Nasuha inilah yang akan menyebebkan seorang mukmin memperoleh cahaya yang disempurnakan untuk sukses menyeberangi jambatan Neraka. Bukan taubat musiman alias taubat yang tidak menyebabkan seseorang benar-benar meninggalkan perbuatan dosa yang dilakukannya. Perhatikanlah ayat Allah berikut ini:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ يَوْمَ لَا يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ آَمَنُوا مَعَهُ نُورُهُمْ يَسْعَى بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

”Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan Taubatan Nasuhan (taubat yang semurni-murninya), mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengan dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: “Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS At-Tahrim ayat 8)

Al-Hakim meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, dari Nabi shollallahu ’alaih wa sallam, beliau bersabda: ”Shirath itu setajam pedang dan sangat menggelincirkan.” Beliau melanjutkan: ”Lalu mereka melintas sesuai dengan cahaya yang mereka miliki. Maka di antara mereka ada yang melintas secepat meteor,  ada pula yang melintas secepat kedipan mata, ada pula yang melintas secepat angin, ada pula yang melintas seperti orang berlari, dan ada pula yang berjalan dengan cepat. Mereka melintas sesuai amal perbuatan mereka, hingga tibalah saat orang yang cahayanya ada di jari jempol kedua kakinya melintas, satu tangannya jatuh, dan satu tangannya lagi menggantung, satu kakinya jatuh dan satu kakinya lagi menggantung, kedua sisinya terkena api neraka.”

Kedua, seorang Mukmin akan dijamin memiliki cukup cahaya saat menyeberangi jembatan di atas Neraka jika ia rajin berjalan ke masjid dalam kegelapan untuk menegakkan sholat wajibnya semata ingin meraih keridhaan Allah. Nabi bersabda:

بَشِّرْ الْمَشَّائِينَ فِي الظُّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّورِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berjalan menuju masjid-masjid dalam kegelapan dengan cahaya yang sempurna pada hari Kiamat.” (HR Ibnu Majah 773)

Nabi shollallahu ’alaih wa sallam seringkali ketika berjalan menuju ke masjid berdoa dengan doa sebagai berikut:

اللَّهُمَّ اجْعَلْ فِي قَلْبِي نُورًا وَفِي بَصَرِي نُورًا وَفِي سَمْعِي نُورًا

 وَعَنْ يَمِينِي نُورًا وَعَنْ يَسَارِي نُورًا وَفَوْقِي نُورًا وَتَحْتِ

 نُورًا وَأَمَامِي نُورًا وَخَلْفِي نُورًا وَاجْعَلْ لِي نُورًا

“Ya Allah jadikanlah cahaya dalam hatiku, dalam penglihatanku, dalam pendengaranku, di sebelah kananku, di sebelah kiriku, di sebelah atasku, di sebelah bawahku, di depanku, di belakangku dan jadikanlah aku bercahaya.” (HR Bukhary 5841)

Ketiga, seorang Mukmin akan sukses menyeberangi jembatan neraka bila ia melindungi sesama mukmin dari kejahatan orang Munafik. Dan sebaliknya barangsiapa yang mengucapkan perkataan buruk untuk mencemarkan seorang Muslim, maka Allah akan menghukumnya dalam bentuk ia ditahan di atas jembatan neraka hingga dosa ucapannya menjadi bersih.  

مَنْ حَمَى مُؤْمِنًا مِنْ مُنَافِقٍ أُرَاهُ قَالَ بَعَثَ اللَّهُ مَلَكًا يَحْمِي

 لَحْمَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ نَارِ جَهَنَّمَ وَمَنْ رَمَى مُسْلِمًا بِشَيْءٍ يُرِيدُ

 شَيْنَهُ بِهِ حَبَسَهُ اللَّهُ عَلَى جِسْرِ جَهَنَّمَ حَتَّى يَخْرُجَ مِمَّا قَالَ

“Barangsiapa melindungi seorang Mukmin dari kejahatan orang Munafik, Allah akan mengutus malaikat untuk melindungi daging orang itu –pada hari Kiamat- dari neraka jahannam. Barangsiapa menuduh seorang Muslim dengan tujuan ingin mencemarkannya, maka Allah akan menahannya di atas jembatan neraka jahannam hingga orang itu dibersihkan dari dosa perkataan buruknya.” (HR Abu Dawud 4239)

Saudaraku, sungguh kita semua sangat membutuhkan cahaya yang mencukupi untuk menyeberangi jembatan neraka dengan selamat. Semoga Allah masukkan kita bersama ke dalam golongan Mukmin sejati. Semoga Allah bersihkan hati kita bersama dari penyakit kemunafikan. Sebab kemunafikan akan menyebabkan cahaya seseorang tiba-tiba padam saat menyeberangi jembatan neraka sehingga ia menjadi  tergelincir lalu jatuh ke dalam api neraka yang menyala-nyala. Na’udzubillahi min dzalika…!

اَللَّهُمَّ طَهِّرْ قُلُوبَنَا مِنَ النِّفَاق وَ اَعْمَالَنَا مِنَ الرِّيَاء وَ أَلْسِنَتَنَا مِنَ الْكَذِب وَ أَعْيُنَنَا مِنَ الخِْيَانَة إِنَّكَ تَعْلَمُ خَائِنَةَ الْأَعْيُن وَ مَا تُخْفِ الصُّدُور

Ya Allah, bersihkanlah hati kami dari kemunafikan, dan ‘amal perbuatan kami dari riya dan lisan kami dari dusta serta pandangan mata kami dari khianat. Sesungguhnya Engkau Maha Tahu khianat pandangan mata dan apa yang disembunyikan hati.

Sumber : http://eramuslim.com/suara-langit/kehidupan-sejati/amal-perbuatan-yang-memudahkan-mukmin-menyeberangi-jembatan-neraka.htm